Jakarta, korpri_tni– Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting (gizi buruk) balita di Indonesia berada di angka 30,8 persen, turun 6,4 persen dari tahun 2013. Namun, jumlah tersebut masih jauh dari angka minimum stunting yang ditetapkan WHO, yakni 20 persen.
Riskesdas sendiri merupakan survei lima tahunan yang hasilnya dapat digunakan untuk menilai perkembangan status kesehatan masyarakat, faktor risiko dan perkembangan pembangunan kesehatan.
Menanggapi masalah tersebut, memperingati Hari Ulang Tahun ke-47, Korps Pegawai Republik Indonesia Tentara Nasional Indonesia (Korpri TNI) menyelenggarakan skrining status gizi balita dan penyuluhan stunting.
“Dalam semangat HUT Ke-47 Korpri, kami ingin terus membawa manfaat positif bagi para anggota dan orang-orang di sekitar kami. Hari ini, kami memberi perhatian lebih kepada anak-anak sebagai generasi penerus bangsa dengan melakukan pemeriksaan dan edukasi tentang stunting kepada orang tua,” ujar Ketua Dewan Pengurus Korpri (DPK) TNI Dr. drg. Widya Leksmanawati, Sp.Ort. M.M, dalam sambutannya, Senin (5/11/2018).
Ketua menjelaskan, melalui penyuluhan tentang stunting, orang tua bisa lebih mengerti apa itu stunting, kenapa bisa terjadi dan nutrisi apa saja yang diperlukan anak agar tidak kekurangan asupan nutrisi. “Terlebih, dengan skrining status gizi anak-anak anggota Korps TNI, kami bisa mengantisipasi apabila ada anak yang terindikasi malnutrisi dan bagaimana cara menanganinya agar tidak terlanjut stunting,” katanya.
Ketua Umum Dharma Pertiwi Ny. Nanny Hadi Tjahjanto yang hadir dalam kesempatan itu turun tangan ikut membantu mengukur berat dan panjang tubuh anak, yang merupakan salah satu komponen pengukuran status gizi balita. “Di tengah maraknya kekhawatiran mengenai stunting, pengadaan kegiatan seperti ini sangat positif. Anak-anak perlu diajarkan makan-makanan bernutrisi seimbang sejak dini,” ujarnya menambahkan.
Dalam skrining dan penyuluhan ini mengundang Dr Ali K Alhadar, SpA(K), dokter konsultan spesialis anak. Selama berlangsungnya acara, kegiatan skrining status gizi balita ini diikuti 102 anak, dengan pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar lengan dan lingkar kepala anak. Data-data tersebut kemudian diolah dan dapat menunjukkan kondisi status gizi seorang anak, apakah sudah sesuai dengan usia atau kekurangan gizi.